Sabtu, 15 Oktober 2016

Sejarah Tekstil

Sejarah Tekstil di Zaman Batu Hingga di Masa Industri

Apakah anda tau, sejarah tekstil di dunia, dari masa ke masa ? kalau anda belum tau, mari kita pelajari materi dibawah ini.

Sejarah Tekstil di Zaman Batu

Tekstil berasal dari bahasa Latin (textilis), atau bahasa Prancis (Texere) yang artinya menenun. Tekstil biasanya terbuat dari bahan serat, serat alami ataupun buatan. Serat alami berasal dari tanaman, binatang, ataupun mineral. Dibandingkan dengan hewan atau mineral, tanaman menyediakan lebih banyak serat. Selain wol yang dihasilkan oleh biri-biri, ulat sutra juga menghasilkan serat sutra. Serat mineral alami untuk tekstil adalah asbestos (sejenis batuan).

Sejarah Tekstil


Sejak kapan manusia mengenal tekstil ? menurut penelitian, tekstil di duga ada sejak zaman Neolitikum (Zaman Batu Baru 2000-8000 SM). Bukti sejarahnya adalah penemuan alat tenun, misalnya gelondong benang atau alat tenun batu, penemuan tersebut, membuktikan ada pemintalan pada zaman tersebut.

Saat manusia tinggal dikota-kota, tekstil makin banyak dibuat dari beragam serat. Sayangnya, hanya sedikit bukti tenunan di zaman peradaban kuno yang di temukan. Misalnya di Mesir, di Mesir ditemukan tenun Lena yang berusia 6000-7000 tahun, dan kain dengan pola-pola tertentu, yang dibuat dengan teknik tapestri abad XV SM.

Ditaun 5000 SM, masyarakat Mesir dinilai sudah terampil menenun kain Lena dari rami halus. Selain berdasarkan penemuan berupa secarik kain Lena halus. Pendapat ini, didukung oleh penemuan mumi dari tahun 2500 SM yang terbungkus kain Lena bermutu sebaik kain sekarang.

Sedangkan masyarakat China, sekitar tahun 2700 SM, telah mengusahakan ulat sutra. Selain mengembangkan alat tenun khusus untuk serat sutra. Perkiraan ini didukung oleh bukti temuan kain berbordir di patung perunggu dari dinasti Shang (1523-1028).

Penyebaran tekstil dari timur kebarat, dimulai pada tahun 300 SM. Saat balatentara Iskandar agung membawa pulang ke Eropa benda-benda katun dari wilayah Pakistan. Mereka lantas mengembangkan perdagangan kain secara besar-besaran. Cara tersebut dengan mengimpor pakaian wol dari Inggris, Prancis (Gaul), dan Spanyol. Kain Lena dari Mesir, kain katun dari India, serta sutra dari China dan Persia (Iran). Sayangnya, sedikit sekali tekstil yang bertahan dari masa kekaisaran Romawi di di barat, dan dinasti Han di timur (China).

Sejarah Tekstil ketika Revolusi Industri

Industri tekstil di Eropa, mulai bangkit antar tahun 400 awal dan 1500 an. Ingris, Italia, dan Flanders (kini meliputi Belgia, Prancis, dan Belanda) jadi pusat produksi wol. Sedangkan di Italia menjadi pusat produksi sutra. Dalam periode ini, tepatnya pada tahun 1200 an mulai dipakai roda pemintal, selain pembuka kokon sutera (kepompong ulat sutra).

Namun kemajuan pesat pada saat Revolusi Industri (abad XVII awal sampai XIX). Revolusi Industri memang berkaitan dengan Revolusi industri Tekstil. Ini karna membanjirnya penemuan baru di Inggris, yang berakibat melonjaknya produksi benang dan kain. Penemuan hebat tersebut adalah penemuan alat pemintal beberapa benang sekaligus. Alat tersebut adalah Spinning Jeny (penemunya adalah James Hargreaves pada tahun 1764). Mantan tukang cukur yang bernama Richard Arkright,  pada tahun 1769 mematenkan alat yang bernama water frame (alat pintal bertenaga air). Penemu berkebangsaan Amerika, yang bernama Elli Whitney, menemukan alat pemisah biji kapas pada tahun 1973.

Alhasil, pabrik tekstil berbahan baku kapas meningkat pesat.  Hampir sepanjang sejarah, manusia menggunakan serat alam. Namun ahli kimia dari Prancis yang bernama Hilaire Chardonnet (1884), mengembangkan cara praktis membuat serat buatan. Yang pada zaman saat ini di sebut dengan serat Rayon. Amerika pada tahun 1910 memproduksi serat sutra buatan. Wallace H Corother ahli kimia dari Amerika, mengembangkan Nilon pada tahun 1930 an. Sedangkan pada tahun 1940-1950 mulai diperkenalkan serat lain, yaitu serat Polyester dan Acliric. Serat buatan itu sangat berbeda dengan serat alami. Serat alami pendek ukurannya, sedangkan serat buatan lebih panjang, bahkan kuat dan elastis.

Kalau di Indonesia, kita kupas tentang sejarah tenun ikat, dari banyak tenun ikat Indonesia, saya teringat dengan tanah kelahiranku yaitu Jepara Jawa Tengah. Di Kabupaten Jepara ada sentra tenun ikat yang terkenal. Bahkan sudah sampai luar negeri, tenun ikat tersebut adalah Tenun Ikat Troso. Mari kita kupas secara mendalam tentang kain tenun ikat troso.

Sejarah Tenun Ikat Troso Jepara

Tenun adalah hasil kerajinan yang berupa bahan (kain). Yang di buat dari benang (kapas, sutra, dan lain sebagainya). Dengan cara memasukkan pakan secara melintang pada lungsin. Perngertian dari lungsin adalah abah-abah atau alat, perkakas untuk menenun.

Tenun ikat troso adalah karya tenun dari kab Jepara tepatnya di Desa Troso Kecamatan Pecangaan. Tenun ikat troso berupa kain yang ditenun dari helaian benang pakan, atau benang lungsin. Yang sebelumnya diikat dan dicelupkan kedalam zat pewarna alami secara berulang-ulang, terus diperas, lalu dijemur sampai kering. Kemudian, bila benang lungsing yang sudah diikat, dikasih warna dan sudah kering. lalu benang lungsing di spuul (bahasa jawa dialek jepara yang artinya di rapiin dengan alat untuk digulung sesuai warnanya). Setelah melalui proses yang panjang dan rumit, benang lungsin kemudian ditenun dengan alat trasdisional alias ATBM (alat tenun bukan mesin) bila kata orang bule Clastre Home Industri.

Info selengkapnya, klik Tenun Ikat Troso Jepara.

Salam Sukses - Zainal Arifin